Pelangi: Berbeda, tetapi Padu

Apa yang terbersit dalam benak Anda saat mendengar kata “pelangi”? Lengkungan (busur) cahaya warna-warni yang muncul setelah hujan atau bisa juga terlihat di sekitar air terjun yang deras. Ada warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Kira-kira, mungkin seperti itulah deskripsi sederhana dari pelangi.

Ada sesuatu yang unik ketika saya melihat pelangi. Warna pelangi yang berbeda-beda. Itulah yang menjadikan pelangi begitu indah. Dan mata kita tidak pernah “protes” dengan perbedaan warna-warna tersebut. Justru, malah termanjakan dengan harmoni warna-warna tersebut. Coba kita bayangkan sejenak, apa jadinya jika pelangi hanya memiliki satu warna saja? Hmmm, sungguh tidak menarik, bukan?

Lalu, mengapa kita terkadang “protes” dengan perbedaan-perbedaan yang ada di sekitar kita? Bukankah perbedaan merupakan rahmat? Allah menciptakan manusia berbeda satu dengan yang lainnya, baik dari segi fisik, kemampuan, sifat, dan lain-lain. Tidak ada yang sama persis, walaupun terlahir kembar. Harus ada yang miskin dan kaya, juga hitam dan putih. Karena perbedaan-perbedaan itulah manusia menjadi saling melengkapi.

Seharusnya, kita bercermin kepada pelangi, yang bisa harmoni dengan segala perbedaannya. Walau berbeda, tetapi padu. Setiap warna memiliki peran tersendiri yang membuat pelangi begitu indah dinikmati.

Oleh karena itulah, saya menjadikan pelangi sebagai simbol yang mewakili persahabatan, persaudaraan (ukhuwah), dan persatuan. Apakah Anda memiliki simbol persahabatan, persaudaraan, dan persatuan yang lain?